Keutamaan Bulan Ramadhan
Al-Qur'an SunnahDipublikasikan pada 16 July 2012Hits: 5846
Asy Syaikh Salim bin Ied Al-Hilaaly
Asy Syaikh Ali Hasan Abdul Hamid
Asy Syaikh Ali Hasan Abdul Hamid
Ramadhan adalah bulan kebaikan dan barokah,
Allah memberkahinya dengan banyak keutamaan sebagaimana dalam penjelasan
berikut ini.
1. Bulan Al-Qur’an
Allah menurunkan
kitab-Nya yang mulia sebagai petunjuk bagi manusia, obat bagi kaum mukminin,
membimbing kepada yang lebih lurus, menjelaskan jalan petunjuk. (Al-Qur’an)
diturunkan pada malam Lailatul Qadar, suatu malam di bulan Ramadhan. Allah
berfirman :
شَہۡرُ
رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلۡقُرۡءَانُ هُدً۬ى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَـٰتٍ۬
مِّنَ ٱلۡهُدَىٰ وَٱلۡفُرۡقَانِۚ فَمَن شَہِدَ مِنكُمُ ٱلشَّہۡرَ فَلۡيَصُمۡهُۖ
وَمَن ڪَانَ مَرِيضًا أَوۡ عَلَىٰ سَفَرٍ۬ فَعِدَّةٌ۬ مِّنۡ أَيَّامٍ أُخَرَۗ
يُرِيدُ ٱللَّهُ بِڪُمُ ٱلۡيُسۡرَ وَلَا يُرِيدُ بِڪُمُ ٱلۡعُسۡرَ وَلِتُڪۡمِلُواْ
ٱلۡعِدَّةَ وَلِتُڪَبِّرُواْ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَٮٰكُمۡ وَلَعَلَّڪُمۡ
تَشۡكُرُونَ
“(Beberapa hari yang
ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan
(permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan
mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena
itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan
itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau
dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak
hari yang ditinggalkannya, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki
kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.Dan hendaklah kamu
mencukupkan bilangannya, dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas
petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur” (Al-Baqarah : 185)
Ketahuilah saudaraku
-mudah-mudahan Allah memberkatimu- sesungguhnya sifat bulan Ramadhan adalah
sebagai bulan yang diturunkan padanya Al-Qur’an, dan kalimat sesudahnya dengan
huruf ف (fa) yang menyatakan illat dan sebab : “Barangsiapa yang melihatnya
hendaklah berpuasa” memberikan siyarat illat (penjelas sebab) yakni sebab
dipilihnya Ramadhan adalah karena bulan tersebut adalah bulan yang diturunkan
padanya Al-Qur’an.
2. Dibelenggunya Syaithan, Ditutupnya Pintu-pintu Neraka dan
Dibukanya Pintu-pintu Surga
Pada bulan ini
kejelekan menjadi sedikit, karena dibelenggu dan diikatnya jin-jin jahat dengan
salasil (rantai), belenggu dan ashfad. Mereka tidak bisa bebas merusak manusia
sebagaimana bebasnya di bulan yang lain, karena kaum muslimin sibuk dengan
puasa hingga hancurlah syahwat, dan juga karena bacaan Al-Qur’an serta seluruh
ibadah yang mengatur dan membersihkan jiwa. Allah ta'aala berfirman :
يَـٰٓأَيُّهَا
ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُتِبَ عَلَيۡڪُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ
مِن قَبۡلِڪُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ
“Diwajibkan atas kamu
berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu
bertaqwa” (Al-Baqarah : 183)
Maka dari itu
ditutupnya pintu-pintu jahanam dan dibukanya pintu-pintu surga, (disebabkan)
karena (pada bulan itu) amal-amal shaleh banyak dilakukan dan ucapan-ucapan
yang baik berlimpah ruah (yakni ucapan-ucapan yang mengandung kebaikan banyak
dilafadzkan oleh kaum mukminin-ed).
Rasulullah sholallohu'alaihi wasallam bersabda:
“Jika datang bulan Ramadhan, maka dibukalah pintu-pintu surga
(dalam riwayat Muslim :”Dibukalah pintu-pintu rahmat) dan ditutup pintu-pintu
neraka dan dibelenggu syetan” (Hadits Riwayat Bukhari 4/97 dan Muslim 1079)
Semuanya itu sempurna di awal bulan Ramadhan yang diberkahi,
berdasarkan sabda Rasulullah sholallohu'alaihi wasallam:
“Jika datang awal malam bulan Ramadhan, diikatlah para syetan dan
jin-jin yang jahat, ditutup pintu-pintu neraka, tidak ada satu pintu-pintu yang
dibuka, dan dibukalah pintu-pintu surga, tidak ada satu pintu-pun yang
tertutup, berseru seorang penyeru ; “Wahai orang yang ingin kebaikan
lakukanlah, wahai orang yang ingin kejelekan kurangilah. Dan bagi Allah
mempunyai orang-orang yang dibebaskan dari neraka, itu terjadi pada setiap
malam”(Diriwayatkan oleh
Tirmidzi 682 dan Ibnu Khuzaimah 3/188 dari jalan Abi Bakar bin Ayyasy dari
Al-A’masy dari Abu Hurairah. Dan sanad hadits ini Hasan)
3. Malam Lailatul Qadar
Engkau telah mengetahui, wahai hamba yang mukmin, bahwa
Allah subhanahu wa ta'aala memilih bulan Ramadhan karena
diturunkan padanya Al-Qur’an, dan mungkin untuk mengetahui hal ini dibantu
qiyas dengan berbagai macam cara, diantaranya :
§ Hari yang paling mulia di sisi Allah adalah
pada bulan diturunkannya Al-Qur’an hingga harus dikhususkan dengan berbagai
macam amalan.
§ Sesungguhnya jika satu nikmat dicapai oleh
kaum muslimin, mengharuskan adanya tambahan amal sebagai wujud dari rasa syukur
kepada Allah. Hal ini berdasarkan firman Allah setelah menceritakan sempurnanya
nikmat bulan Ramadhan :
“Dan hendaklah kamu
mencukupkan bilangannya, dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas
petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur” (Al-Baqarah :
185).
Dan juga firman Allah subhanahu wata'aala setelah
selesai (menyebutkan) nikmat haji (yang artinya) :
فَإِذَا قَضَيۡتُم مَّنَـٰسِكَڪُمۡ
فَٱذۡڪُرُواْ ٱللَّهَ كَذِكۡرِكُمۡ ءَابَآءَڪُمۡ أَوۡ أَشَدَّ ذِڪۡرً۬اۗ فَمِنَ
ٱلنَّاسِ مَن يَقُولُ رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِى ٱلدُّنۡيَا وَمَا لَهُ ۥ فِى
ٱلۡأَخِرَةِ مِنۡ خَلَـٰقٍ۬
“Apabila kamu telah
menyelesaikan ibadah hajimu, maka berdzikirlah (dengan menyebut) Allah.
Sebagaiman kamu menyebut-nyebut (membangga-banggakan) nenek moyangmu, atau
(bahkan) berdzikir lebih banyak dari itu” (Al-Baqarah : 200)
Wallahu a’lam bishshowaab.
(Judul Asli : Shifat shaum an
Nabi sholallohu'alaihi wasallam Fii Ramadhan, penulis
Syaikh Salim bin Ied Al-Hilaaly, Syaikh Ali Hasan Abdul Hamid. Penerbit Al
Maktabah Al islamiyyah cet. Ke 5 th 1416 H. Edisi Indonesia Sifat Puasa Nabi n
oleh terbitan Pustaka Al-Mubarok, penerjemah Abdurrahman Mubarak Ata. Cetakan I
Jumadal Akhir 1424 H)
No comments:
Post a Comment